Banyak yang bilang karya Sophie Kinsella yang satu ini tidak begitu berbeda jauh dengan buku-buku karya Sophie lainnya. Saya membenarkan itu. Namun entah kenapa selalu ada excitement tersendiri setiap kali saya membaca buku-buku Sophie sehingga saya tidak merasa bosan.
I’ve Got Your Number menampilkan cerita masyarakat urban dengan tokoh utama perempuan berkarakter tipikal genre chicklit. Mengingatkan saya pada tokoh perempuan dalam film Legally Blonde atau Confession of Shopaholic.
Perempuan itu bernama Poppy Wyatt yang (too good to be true) bertunangan dengan Magnus Thavis, semacam seorang selebriti cendekiawan gitu deh. Awal membaca saya dibikin penasaran dengan kasus hilangnya cincin tunangan Poppy yang mana cincin itu adalah cincin keluarga Thavis. Dalam proses pencarian cincin, ndilalah Poppy kehilangan HPnya. Ndilalah lagi, dia nemu HP di tong sampah. Lalu, ndilalah lagi yang punya HP ini ternyata seorang Pesonal Assistant (PA) yang punya bos laki super duper dingin bernama Sam Roxton. Ndilalah-ception ya -,-
Eniwei, setelah memohon-mohon sama si bos yang empunya HP ini, jadilah si Poppy ini menggantikan posisi si PA sementara waktu sampai cincinnya ketemu. Menjadi pengganti PA ini rupanya sedikit banyak membuat Poppy mengenal Sam Roxton melalui e-mail-email pribadinya.
Saya sih jadi deg-degan sendiri bacanya. Masalahnya, Poppy ini hampir mirip kayak saya. Ceroboh dan pelupa orangnya. Kehilangan cincin menjelang sehari sebelum ketemu mertua? Ya ampun semoga gak terjadi sama saya kelak. Hahaha. Poppy sudah menyiapkan seribu satu alasan untuk berjaga-jaga kalau-kalau si camer menanyakan cincinnya. Untungnya, si camer datangnya tertunda karena harus ke Manchester. Terus pas si camer betulan dateng, Poppy membalut jarinya dengan plester, berdalih bahwa tangannya luka. Poppy pikir ini ide yang cemerlang tapi ternyata camernya ini malah berencana manggil tetangga mereka yang dokter buat nyembuhin lukanya. “Aduh mati deh gue.” Mungkin itu yang dibatinkan Poppy. Hahaha. Untungnya, tetangganya itu ternyata lagi pergi. Poppy selamat!!!
FYI, keluarga Thavis ini keluarga sejenis profesor gitu deh yang nerd dan hobi banget belajar macam ilmuwan. Sedangkan Poppy merasa dirinya terlalu biasa untuk bisa bergabung jadi bagian The Thavises. Dengan bantuan Sam, Poppy mencoba membangun kepercayaan dirinya.
Tapi cerita Poppy gak berhenti sampai di situ aja. Dibantu Sam, ia akhirnya bikin cincin imitasi yang nyaris mirip dengan aslinya sementara cincinnya belum ketemu. Well, sebenarnya konflik utamanya bukan pencarian cincin kok. Banyak hal-hal lain menambah cerita ini jadi seru dan agak ngetwist di akhir cerita. Pokoknya saya sama sekali gak merasa bosan dengan buku ini. Menghibur dari awal sampai akhir.
Poppy ini ceria banget orangnya dan dia suka banget menambahkan emot xxx atau smiley di akhir emailnya. Beda 180 derajat dengan Sam yang dingin dan tipikal orang yang balas email cuma “Ok.” atau “Nevermind.” Bikin Poppy gatel. Apa sih susahnya menambahkan emot atau smiley?
Poppy juga banyak bantu pekerjaan Sam. Bagaimanapun secara gak langsung Poppy telah menjadi PA Sam dan she’s not bad at all. Walau kadang Poppy pernah secara sembrono balas email teman perempuan Sam dengan emot xxx yang bikin si cewek jadi ngira Sam ada rasa sama dia. Hahaha!
Pokoknya kocak deh buku ini. Layak jadi bacaan weekend. Saya kurang update apakah buku ini sudah ada edisi terjemahannya atau belum. tapi membaca english pun tak terlalu berat karena bahasanya mudah dipahami.